Tanah Airku

Mengapa TNI Bertani....?

Sejauh dua tahun ini (2015 -2017) hiruk pikuk pertanian semakin ramai dgn masuknya TNI berpartisipasi dlm kegiatan pertanian. Berbagai kalangan berbeda sikap dlm menilai keterlibatan TNI dlm kegiatan pertanian. Ada yang pro dan kontra, ada yg setuju dan tdk setuju. Hal ini biasa trjadi, pro kontra lumrah trjadi. 
Kalangan insan pertanian sendiri baik pelaku utama dan pelaku usaha pertanian beragam penilaiannya. Semisalnya ada asumsi men-takeover lahan pekerjaaan orang lain. Babinsa yah..mestinya di barak latihan militer,bukannya ikut-ikutan membajak sawah. 
Namun jika di telaah lebih mendalam keterlibatan TNI dalam bertani bkn tanpa alasan. Katanya itu komitmen TNI dlm membantu program kedaulatan pangan....hhmm.  well ok..ok..saja. alasan itu dan memang udah semestinya TNI membantu petani untuk bertani.
Penulis pikir alaasannya bukan semata...krn alasan normatif spt tsb diatas. 
Penulis teringat penjelasan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di acara salah satu episode ILC tahun 2016 silam. Bhw posisi geopolitik,geoekonomi dan geoideologi indonesia sdg kondisi awas dan siaga 1. Bahwa kekuatan asing telah sangat dekat dgn batas teritorial Indonesia yg bisa kapan saja mengganggu ekisistensi NKRI. 
Asumsinya adalah jika kekuatan asing bisa berpotensi mngganggu kedaulatan NKRI. apa yg harus dilakukan TNI.?
Alasan banyk negara berperang adalah perebutan SDA dan sunberdaya ekonomi. Ini lah yg menjadi fokusnya, indonesia menjadi lahan yg potensial diperebutkan.
Maka TNI berkewajiban menjaga kedaulatan NKRI dgn cara melakukan upaya proteksi thd segala ancaman dari luar.  
TNI secara history mempunyai musuh alami yakni ancaman ideologi komunis.
Fakta sejarah menunjukan dua kali momen sejarah memperlihatkan perseteruan antara TNI dan komunisme. September 1948 peristiwa Madiun dan September 1965 peristiwa G 30 S. Yang mana komunisme dan TNI khususnya AD melakukan deja vu spt pd tahun 1948 di madiun.  
Inilah mengapa dlm setiap rapat internal TNI AD selalu diakhir acara disisipkan agenda pembahasan dgn judul " bangsit komunisme".  
Apa itu bangsit.  ? Bangsit merupakan akronim dr perkembangan situasi. Artinya TNI AD udah mencium adanya tendensi kebangkitan faham komunisme di tanah air.  
Faham komunisme akan subur jika kondisi sosial ekonomi sedang kolaps. Jurang antara kaya dan miskin semakin jauh, pengangguran tinggi, partisipasi rakyat dlm sektor perekonimian lemah.  
Konstelasi meningkat manakala pemerintah saat ini sdg mesra mesra nya dgn RRC. Hal ini mengembalikan ingatan kita pada peridode 1960  an. Manakala presiden. Sukarno membangun poros Jakarta - Hanoi - Peking. Akankah hal ini terulang? 
Kita bisa liat kebijakan pemerintah saat ini soal tenaga kerja asing khususnya dr RRC yg semakin masif, bantuan ekonomi dr RRC atas sejumlah proyek infrastruktur dll. Kondisi ini memperkuat poros jakarta peking jilid kedua.  
RRC memang wajib diwaspadai krn hanya RRC lah satu satunya negara faham komunis yg terbesar saat ini.  
Jd kekhawatiran TNI AD sangat beralasan, peristiwa penculikan 6 jenderal (G30 S) masih segar dlm ingatan TNI AD bagaimana peran RRC dalam menyokong PKI saat itu sangat kentara. 
Lalu...mengapa TNI AD mendekati petani saat ini, mendukung program swasembada pangan hanyalah salah satu alasan normatif semata. Karena TNI meyakini basis kekuatan massa terbesar saat ini adalah petani. Dan TNI AD sangat berkewajiban menangkal infiltrasi faham komunisme masuk dan bangkit lagi di kalangan akar rumput.  Satu satunya cara yah . TNI AD harus membaur dgn rakyat (petani) untuk mendeteksi dan menangkal sejak dini perkembangan kebangkitan faham komunisme di ranah rakyat bawah.
Jd menurut hemat penulis sikap apriori thd peran TNI AD dalam bertani harus disikapi sbg salah satu cara dlm upaya menjaga keutuhan NKRI dari ancaman laten faham komunisme.  
Soal kesibukan dan keramaian ttg data luas tanam dan panen bukan lagi hal substantif jika kita faham akan tujuan utama TNI AD terlibat dlm kegiatan pertanian. 
Wassalam....

kms2017.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengapa TNI Bertani....?"

Post a Comment