Peningkatan Profesionalisme POPT- PHP Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Peningkatan
Profesionalisme POPT- PHP Dalam Menghadapi
Dampak
Perubahan Iklim
oleh :
Dandan Hendayana,SP
(Kepala BPBTPH Kec.Leles – Kab.Cianjur)
1.
Latar
Belakang
Pertanian merupakan salah satu
sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada aspek produktivitas
tanaman dan pendapatan petani. Pemanasan global telah menyebabkan
peningkatan intensitas kejadian iklim dan ketidakteraturan musim. Dampak
tersebut baik langsung maupun tidak langsung terindikasikan melalui tingginya serangan
organisme penggangu tanaman (OPT). Karena fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang
semakin meningkat telah menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan OPT.
Diperlukan upaya antisipasi dan
aplikasi teknologi adaptasi perubahan iklim terhadap serangan OPT.
Mengingat ancaman OPT setiap tahun terus
meningkat, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim. Terjadinya anomali musim, yakni adanya hujan di musim
kemarau juga dapat menstimulasi serangan OPT.
Pemantauan dinamika serangan OPT
yang dikaitkan dengan perubahan iklim merupakan upaya yang perlu direalisasikan
sebagai upaya antisipasi. Sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun. Sekolah lapang pengendalian hama terpadu
(SLPHT) bagi petani dan kelompok tani merupakan kegiatan peningkatan kapasitas
yang masih sangat relevan untuk dilakukan hingga saat ini. SLPHT telah
ditingkatkan menjadi sekolah lapang iklim (SLI) bahkan berkembang menjadi
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLPTT) dan Sekolah
Lapang Pertanian.
Untuk operasionalisasi implementasi
sistem peringatan dini serangan OPT perlu ditunjang kelembagaan yang tepat dan
kuat. Penelitian dan pengembangan tentang prediksi iklim serta pemodelannya
harus terus dilakukan untuk mendukung peningkatan akurasi prediksi serangan OPT
di masa yang akan datang. Selain itu diperlukan aspek ketenagaan petugas POPT-
PHP yang profesional dan pro aktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yakni
mengamati, menganalisis, meramalkan dan mengendalikan OPT.
Perubahan iklim global di masa yang akan datang,
diperkirakan akan menyebabkan frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim
meningkat. Dalam hal ini diperlukan kemampuan petugas POPT-PHP untuk
mengantisipasi dampak negatif perkembangan OPT yang cepat dan sangat variatif.
Perkembangan hama dan penyakit
sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Beberapa pengaruh perubahan iklim yang berdampak buruk
terhadap pertanian di Indonesia diantaranya: 1) Intensitas serangan OPT yang
meningkat baik dari sisi jenis dan jumlah sebaran. 2) Peningkatan kejadian
iklim ekstrim yang ditandai dengan fenomena banjir dan kekeringan, perubahan
pola curah hujan, fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat. Hal
ini akan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan OPT.
Untuk mengurangi dampak buruk OPT
terhadap produksi dan produktivitas tanaman, diperlukan upaya antisipasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan
pertanian yang tanggap terhadap variabilitas iklim sekarang dan akan datang.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipersiapkan tenaga petugas POPT-PHP yang
mempunyai kemampuan profesi yang handal (profesional) dalam melakukan upaya pengamatan,
analisis, peramalan dan pencegahan serta pengendalian OPT. Terutama berkaitan
dengan implementasi sistem peringatan dini terhadap serangan OPT.
2.
Permasalahan
Pengaruh Iklim Terhadap Serangan OPT
Fenomena iklim yang terjadi saat ini
yakni musim hujan dan kemarau yang berkepanjangan serta munculnya intensitas
serangan OPT, mengakibatkan terganggunya budidaya pertanian khususnya tanaman
pangan. Dampak dari fenomena ini dapat
terganggunya produksi tanaman pangan. Diperlukan upaya antisipasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi agar tetap terlaksananya sistem budidaya pertanian
tanaman pangan dengan baik. Sehingga
produksi tetap terjamin dan dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh
rakyat Indonesia.
Sejauh ini peran petugas POPT-PHP
diharapkan dapat dioptimalisasikan guna mendukung keberhasilan program
ketahanan pangan. Berkaitan dengan peran petugas POPT-PHP dan pengaruh iklim
terhadap kelangsungan proses produksi pangan, ada dua aspek permasalahan yang perlu
mendapat perhatian, yaitu :
a. Dampak negatif (baik langsung maupun
tidak langsung) perubahan iklim terhadap tingginya intensitas serangan OPT yang
terjadi, dapat mempengaruhi keberhasilan proses pengamanan produksi tanaman
pangan secara keseluruhan.
b. Peningkatan profesionalime kinerja yang
harus dilaksanakan petugas POPT-PHP dalam rangka mengantisipasi dampak negatif
perubahan iklim terhadap intensitas serangan OPT yang terjadi.
3.
Pengaruh
Negatif Perubahan Iklim Terhadap Serangan OPT
Terjadinya pemanasan global telah menyebabkan
peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (el-nino dan la-nina) dan
ketidakteraturan musim. Selama 30 tahun terakhir terjadi peningkatan
suhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,2o C per dekade. Perubahan
iklim global masa yang akan datang, diperkirakan akan menyebabkan frekuensi dan
intensitas kejadian iklim ekstrim yang meningkat.
Dampak fenomena atau perubahan iklim yang ekstrim seperti
la-nina dan
el-nino, serta keanekaragaman stadia tanaman di ekosistem pertanian khususnya tanaman padi sawah, kerap kali menjadi kendala
dalam peningkatan produksi. Pengaruh iklim yang ekstrim tersebut dapat bersifat
positif maupun negative. Pengaruh
positif dari el-nino misalnya terputusnya siklus hidup hama akibat kekeringan
sehingga tanaman relatif sedikit terutama di lahan tadah hujan, dan kesuburan
tanahpun meningkat atau relatif lebih baik karena tanah mengalami masa
istirahat selama musim kemarau (aerasi tanah menimgkat).
Meskipun demikian dalam beberapa kasus cenderung terjadi hal yang
bersifat negatif khususnya bagi kehidupan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
seperti terjadinya hibernasi
(mengalami masa istirahat selama musim dingin) dan aestivasi (mengalami masa istirahat selama musim panas). Misalnya Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) membentuk
biotipe-biotipe baru selain akibat penggunaan varietas, Larva Penggerek Batang
Padi Putih (Scirpophaga sp) mengalami
masa diaphause sebelum menjadi
dewasa. Keadaan tersebut dampak dari kombinasi seleksi alam yang
cukup kuat.
Organisme penganggu tanaman (OPT)
merupakan faktor pembatas produksi baik tanaman pangan, hortikultura maupun
perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga
yaitu hama, penyakit dan gulma. Perkembangan hama dan penyakit sangat
dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Pengaruh perubahan iklim yang berdampak buruk terhadap
pertanian di Indonesia diantaranya perubahan
pola curah hujan yang berdampak pada pergeseran musim dan pola tanam. Serta fluktuasi
suhu dan kelembaban udara yang meningkat telah menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan OPT.
Sehingga tidak jarang kalau pada
musim hujan petani banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti
penyakit kresek dan blas pada padi, sedangkan pada musim kemarau banyak masalah
hama seperti penggerek batang padi, hama belalang kembara. Perkembangan hama
dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim, diantaranya temperatur, kelembaban udara
relatif dan fotoperiodisitas telah berpengaruh langsung terhadap siklus hidup,
lama hidup, serta kemampuan diapause
serangga.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa
el-nino dan la-nina dapat menstimulasi perkembangan hama dan penyakit tanaman,
seperti penggerek batang dan wereng coklat di Jawa Barat dan Jawa Tengah,
belalang di Lampung pada MH 1998 dan penyakit tungro di Jawa Tengah, NTB, dan
Sulawesi Selatan. Terjadinya anomali musim, yakni masih adanya hujan di musim
kemarau juga dapat menstimulasi serangan OPT. Waktu tanam yang tidak serempak dan
kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat menjadi pemicu serangan OPT.
Pengaruh lain dari kejadian iklim
ekstrim sering kali menstimulasi ledakan (outbreak) beberapa hama dan penyakit
utama tanaman padi, seperti tikus, penggerek batang, wereng coklat dan tungro.
Kejadian el-nino pada tahun 1997 yang diiringi la-nina tahun 1998 berdampak
pada ledakan serangan hama wereng di beberapa provinsi di Indonesia, terutama
di Jawa Barat. Suhu udara dan kelembaban yang meningkat menyebabkan OPT mudah
berkembangbiak. Pada kondisi iklim ekstrim la-nina, peningkatan kelembabam
udara sangat signifikan akan menstimulasi ledakan serangan OPT. Dengan
kondisi seperti ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap produksi dan
produktivitas tanaman.
4.
Peranan
POPT-PHP Dalam Pengendalian OPT
Dengan
melihat potensi ancaman terhadap tingginya serangan OPT sebagai akibat dari
perubahan iklim. Diperlukan antisipasi
dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi agar tetap terlaksananya
budidaya pertanian tanaman pangan dengan baik. Peran petugas POPT-PHP dipandang
cukup penting dan strategis guna melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap
peningkatan kehilangan produksi akibat serangan OPT, akibat pengaruh perubahan
iklim. Dalam hal ini aspek perlindungan
tanaman menjadi sangat menentukan bagi program pengamanan produksi tanaman
pangan nasional. Oleh karena itu tuntutan kerja yang semakin berat dan
kompleksitas permasalahan yang tinggi, menjadikan peran petugas POPT-PHP
menjadi semakin besar.
Tugas pokok petugas POPT-PHP adalah
merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi,
membimbing, melaporkan, mengamati, menganalisis, meramalkan dan mengendalikan
OPT serta melakukan pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk serta bahan
pengendali OPT (Permentan No. 73/OT.140/12/2007). Payung hukum
pelaksanaan tupoksi petugas POPT-PHP adalah UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman, PP No. 6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, dan
Kepmentan No. 887 tahun 1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT.
Selain melaksanakan tugas pokok di
atas, Petugas POPT-PHP juga menyelenggarakan fungsinya, yaitu :
1. Perencanaan, penyiapan dan
pelaksanaan pengamatan serangan OPT dan DFI (Dampak Fenomena Iklim)
2. Perencanaan, penyiapan dan
pelaksanaan pengendalian/ penanggulangan OPT dan DFI.
3. Analisis dan evaluasi perkembangan
serangan OPT dan DFI.
4. Bimbingan dan pendampingan dalam
pengendalian/ penanggulangan OPT dan DFI
5. Pendampingan penyusunan RDK/RDKK di
tingkat kelompok tani (khususnya yang berhubungan dengan OPT dan DFI).
6. Monitoring terhadap harga dan
peredaran pupuk bersubsidi.
7. Identifikasi rekomendasi penggunaan
pupuk
8. Pengawasan dan penggunaan pupuk dan
pestisida di tingkat petani;
9. Pelaporan hasil pengamatan serangan
OPT, DFI dan hasil monitoring peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida.
5.
Peningkatan
Profesionalisme POPT-PHP Dalam Antisipasi Serangan OPT.
Dengan melihat tantangan yang
semakin besar, sudah barang tentu meminta kapasitas dan kapabiltas petugas
POPT-PHP yang semakin ahli dan profesional. Adanya tantangan pekerjaan yang
semakin berat di satu sisi, maka di sisi lain perlu diimbangi dengan kemampuan
dan kompetensi keahlian yang memadai. Diperlukan
profesionalitas yang tinggi petugas
POPT-PHP dalam menjalankan tugas dan
fungsinya melakukan perindungan tanaman.
Profesionalisme pada intinya adalah
kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar, dalam bidang
tertentu yang ditekuninya sedemikian rupa dalam kurun waktu tertentu yang
relatif lama sehingga hasil kerjanya bernilai tinggi dan diakui serta diterima
masyarakat. Yang dimaksud dengan petugas POPT-PHP yang profesional adalah
kemampuan, keahlian atau keterampilan yang dimiliki petugas POPT-PHP dalam menjalankan tugas
perlindungan tanaman yang ditunjang oleh kompetensi dan keahlian yang sesuai.
Peningkatan profesionalisme tenaga
POPT-PHP dapat diarahkan pada dua aspek yaitu :
a. Peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan
tugas pokok serta fungsi POPT-PHP yang
berhubungan langsung dengan situasi serangan OPT sebagai akibat dari perubahan
iklim. Kegiatan yang harus dilaksanakan diantaranya adalah :
·
Peningkatan
intensitas pengamatan serangan OPT dan deteksi dini gejala-gejala pengaruh
perubahan iklim terhadap perkembangan tanaman. Petugas POPT-PHP dituntut untuk
melakukan kegiatan perencanaan, penyiapan dan pelaksanaan pengamatan yang baik
dan cermat. Diperlukan koordinasi yang
baik dengan petugas PPL dan KCD (mantri tani) dalam melihat pengaruh yang
ditimbulkan dari serangan OPT tersebut.
·
Efektifitas
tindakan pengendalian serangan OPT yang muncul sebagai akibat dari dampak
perubahan iklim. Dalam hal ini petugas POPT-PHP diharapkan mampu membuat
rancangan kegiatan pengendalian yang tepat, baik tepat waktu, tepat alat dan
bahan pengendali, tepat lokasi, dan tepat sasaran. Serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
·
Kecermatan
dalam melakukan analisis perkembangan OPT. Hal
ini perlu dilakukan agar situasi serangan OPT dan tindakan
pengendalian yang ditempuh dapat terkontrol dengan baik. Dalam melakukan analisa
perkembangan OPT, harus mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya ; jenis
tindakan pengendalian, sebaran lokasi
serangan, waktu pengendalian, jenis organisme OPT, dan intensitas serangan,
serta tindakan antisipasi alternatif.
·
Kemampuan
melakukan evaluasi hasil kegiatan pengendalian dan melakukan estimasi terhadap
serangan OPT. Dalam hal ini petugas POPT-PHP
diharapkan mampu melakukan evaluasi dan membuat deskripsi pelaporan secara
akurat dan informatif. Sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh setiap
pemangku kepentingan. Oleh karena itu
petugas POPT-PHP dituntut mampu membuat penyajian data dan informasi yang
efektif dan efisien. Perlu penguasaan teknik penyajian data, baik yang bersifat
tabulasi, spasial, diagram dan naratif.
b. Peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan
bimbingan dan penyuluhan kepada petani, tentang pentingnya upaya pencegahan
dampak buruk perubahan iklim terhadap proses usaha tani. Selain penjabaran
ruang lingkup tugas dan fungsi tersebut diatas. Selanjutnya petugas POPT-PHP
membuat formulasi langkah operasional,
dalam rangka pencegahan dampak buruk perubahan iklim terhadap serangan OPT.
Tindakan operasional pencegahan ini dapat ditempuh dengan kegiatan yang
bersifat fasilitatif, yaitu kegiatan bimbingan dan penyuluhan kepada petani.
Kegiatan
ini dilaksanakan berupa kegiatan teknis edukatif (penyuluhan dan sekolah
lapang) dengan sasaran petani. Pihak yang bisa diajak kerjasama diantaranya
adalah PPL dan KCD. Dalam kegiatan ini
petugas POPT-PHP dapat merancang substansi kegiatan penyuluhan dan sekolah
lapang dengan penekanan pada topik :
a. Bagaimana
mengenali tentang perubahan iklim
Pemahaman
petani, perubahan iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering
tidak menentu, sehingga mengganggu kebiasaan petani dalam pelaksanaan usaha
tani dan mengancam hasil panen yang akan diperolehnya. Petugas POPT-PHP dapat menjelaskan kepada petani bahwa
mengantisipasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan jalan membandingkan iklim
yang biasa terjadi sebelumnya dengan tanda-tanda perubahan iklim yang saat ini
terjadi (misalnya suhu udara yang meningkat, pola curah hujan yang tidak
menentu dan lain-lain). Bila telah mendapatkan atau merasakan terjadinya tanda-
tanda perubahan iklim, maka petugas POPT-PHP dapat menyarankan petani untuk mengupayakan
perubahan pelaksanaan usaha tani yang
selama ini dilakukan, agar proses
budidaya tanaman pangan dapat terlaksana dengan baik.
b. Bagaimana
memilih komoditi yang tahan terhadap perubahan cuaca
Dengan terganggunya tanaman sebagai akibat perubahan
iklim maka dapat mengancam hasil panen. Untuk mengatasi hal tersebut petugas
POPT-PHP dapat mengarahkan para petani dalam mengantisipasi perubahan iklim
dengan jalan menanam komoditas tanaman pangan yang tahan kekeringan atau
banjir. Kita ketahui ada beberapa komoditi tanaman pangan yang tahan kekeringan
dan kebanjiran misalnya tanaman jagung, tanaman kacang hijau, tanaman kacang
tanah, tanaman ubi kayu, talas / kimpul, dan tanaman ganyong. Bila komoditi
tanaman pangan ini di usahakan para petani dan dikelola dengan baik, maka
sungguhpun terjadi perubahan ikilm mudah- mudahan usaha tani yang dikelola
petani akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
c. Bagaimana
memilih varietas yang unggul
Diketahui bahwa dari komoditi yang ada
terdapat beberapa varietas unggul yang tahan perubahan iklim. Oleh karena itu
para petugas POPT-PHP dan petani di lapangan harus memperhatikan varietas yang
akan ditanam disesuaikan dengan kondisi dan antisipasi perubahan iklim yang
terjadi. Misalnya jika diperkirakan akan terjadi ekstrim kering maka tanamlah
varietas tanaman yang tahan akan kekeringan yang berdasarkan deskripsi varietas
dapat diketahui.
Tinggi
rendahnya tingkat kuantitas dan kualitas hasil suatu tanaman sebagain besar
dipengarahi oleh varietas yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan varietas
menjadi sangat penting karena varietas unggul memiliki berbagai kelebihan
misalnya produktivitas lebih tinggi, lebih toleran terhadap kondisi curah
hujan, penyinaran matahari, suhu tanah dan sebagainya. Selain itu varietas yang
tinggi produksinya dan tahan terhadap serangan berbagai jenis hama penyakit,
kualitas hasil yang lebih baik seperti warna/penampakan, rasa dan lain- lain.
Contoh varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim antara lain;
varietas padi Inpari 13, varietas jagung Hibrida P28, dan lain sebagainya.
d. Bagaimana
menentukan jadwal tanam yang sesuai dengan cuaca yang terjadi
Penentuan
jadwal tanam dapat dimajukan atau dimundurkan menyesuaikan dengan kondisi cuaca
setempat.
Bila terjadi perubahan iklim misalnya tanda-
tanda akan terjadinya musim kemarau yang tidak lama lagi datang, maka para
petani disarankan segera mempersiapkan lahan usaha taninya untuk ditanami
tanaman pangan yang agak tahan kering seperti tanaman jagung, tanaman kacang
tanah, tanaman kacang hijau, tanaman talas, tanaman ubi kayu dan lain-lain.
Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan jalan pengolahan tanah lebih
awal atau habis pemanenan komoditi tertentu seperti padi langsung dilakukan
penugalan penanaman jagung di samping larikan padi yang baru dipanen sehingga
pengolahan tanah bersamaan waktu penyiangan jagung yang sudah tumbuh. Dengan
jalan begitu maka waktu tanam dapat lebih maju dari sebelumnya, sehingga waktu
turun hujan yang ada atau tersedianya air dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan
tanaman pangan yang dikelola para petani di lapangan.
Bila
terjadi musim kemarau yang berkepanjangan dan sifatnya musim kemarau yang
mendadak, sehingga untuk pengolahan tanah dan penanaman benih / bibit tidak
memungkinkan lagi dilakukan segera, bila pun dipaksakan akan menyebabkan bibit/
benih tanaman pangan tidak akan tumbuh dengan baik. Maka selanjutnya yang
dilakukan adalah memundurkan waktu pengolahan tanah dan penanaman tanaman
pangan tersebut.
Pada
waktu musim kemarau yang terjadi berkepanjangan itu, petani berupaya
mempersiapkan lahannya sebisanya misalnya menggaruk / membasmi rumput yang ada
di lahannya dan memperbaiki bedeng atau tanggul-tanggul yang ada di lahan.
Setelah hujan tiba selanjutnya para petani segera mengolah tanah / membalik
tanah dan meratakannya. Jika kondisi lahan bagus / tanah gembur lahan tidak
usah diolah langsung ditanam dengan menugalkan bibit tanaman yang akan
diusahakan misalnya jagung, kacang tanah, kacang hijau atau tanaman lainnya
e. Bagaimana
melakukan diversifikasi tanaman yang cocok
Untuk mengantisipasi dan adaptasi perubahan
iklim yang terjadi dapat dilakukan dengan jalan pelaksanaan diversifikasi
tanaman pangan yang diusahakan petani di lapangan. Dengan jalan ini diharapkan
ancaman perubahan iklim yang terjadi terhadap penurunan produksi tanaman pangan
dapat dihindari.
Kita
ketahui bersama banyak komoditi tanaman pangan yang tahan kekeringan tetapi
secara keseluruhan nilai ekonomisnya memang rendah. Sebaliknya banyak tanaman pangan yang kurang
tahan terhadap perubahan iklim tetapi nilai ekonomisnya tinggi. Oleh karena itu
untuk mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi dan mengurangi kegagalan panen
dapat dilakukan tanaman diversifikasi antara tanaman ekonomis tinggi dengan
ekonomis rendah misalnya tanaman jagung diversifikasi dengan tanaman ubi jalar,
tanaman kedelai diversifikasi dengan tanaman talas dan banyak lagi tanaman yang
dapat diversifikasi antara satu tanaman dengan tanaman lainnya.
f.
Bagaimana melakukan teknik
pengendaian OPT yang terpadu
Dengan
perubahan ikilim yang terjadi maka intensitas serangan hama penyakit pada
tanaman akan lebih meningkat, sehingga perlu melakukan antisipasi pengendalian
hama penyakit yang lebih baik dan ramah lingkungan. Salah satu pestisida yang
ramah lingkungan adalah pestisida organik atau pestisida hewani yang telah
banyak dianjurkan para petugas POPT-PHP dan penyuluh pertanian. Karena
pestisida organik dan hewani selain ramah lingkungan juga harganya lebih murah
dan menampung tenaga kerja setempat.
Pestisida
organik tersebut dapat digunakan karena merupakan bahan pemberantasan hama
penyakit yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Penggunaan pestisida organik ini juga salah satu upaya membantu untuk
mengurangi adanya pengrusakan unsur- unsur lingkungan dan unsur-unsur organik
tanah yang ada di dalam tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman
padi tersebut dapat mencapai pertumbuhan optimal yang diharapkan.
Penggunaan
pestisida organik juga menjaga kesuburan tanah yang tidak terkontaminasi
bahan-bahan kimia maka kesuburan tanah tetap terjaga dan mahluk hidup lainnya
seperti musuh alami tetap hidup dengan baik. Perubahan iklim yang menyebabkan
bergesernya unsur- unsur iklim seperti suhu udara, curah hujan , kelembaban
udara, yang mempengaruhi lingkungan sekitar termasuk tanaman pertanian seperti
padi dan lain-lain. Dengan menggunakan pestisida organik secara dini maka
keadaan pertumbuhan tanaman padi dan tanaman pertanian lainnya akan lebih baik
dan lingkungan sekitar juga terpelihara lebih baik.
g. Bagaimana
melakukan pemilihan pupuk yang tepat dengan
kondisi yang terjadi
Penggunaan
pupuk organik berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sangat baik digunakan para
petani di lapangan selain menyuburkan tanaman pangan yang dipelihara sekaligus
juga sebagai upaya untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengantisipasi
perubahan iklim. Jika menggunakan pupuk anorganik memang secara cepat
menyuburkan tanaman tetapi efek sampingannya merusak struktur tanah dan unsure
organisme yang hidup dalam tanah.
Disarankan
para petani di lapangan menggunakan pupuk kompos yang bahan materinya dapat
diperoleh dengan mudah dari sisa tanamannya ataupun sisa kotoran hewan yang
dipelihara. Dengan menggunakan pupuk kompos atau organik ini selain menyuburkan
tanaman, memperbaiki struktur tanah, berkembang organisme dalam tanah juga
harga pupuk organik lebih murah bila dibandingkan dengan pupuk anorganik,
selain itu pupuk organik dapat menampung tenaga kerja setempat.
h. Bagaimana
melakukan teknik pemeliharaan tanaman yang tepat
Untuk
mengatisipasi dan adaptasi perubahan iklim yang terjadi maka dalam
pemeliharaan tanaman pangan perlu pemeliharaan yang tepat yaitu meliputi; a)
pemupukan tanaman yang baik, waktu pemupukan sebaiknya sore hari atau tidak
pada waktu hujan dan pupuk sebaiknya dibenamkan di dalam tanah dekat akar
tanaman, b) pemberantasan hama penyakit yang ramah lingkur dengan menggunakan
pestisida organik / hewani dan waktu penyemprotan usahakan angin tidak
kencang, c) penyiangan rumput/gulma dilakukan secepat mungkin sehingga tidak
terjadi persaingan dalam mengambil unsur hara, d) pengaturan air sebaik mungkin
sehingga hama penyakit tidak berkembang. Jika pelaksanaan pemeliharaan
tanaman panga tersebut di atas dilaksanakan dengan baik maka proses pertumbuhan
tanaman pangan yang diusahakan para petani di lapangan akan berkembang dengan
baik.
i.
Bagaimana melakukan kegiatan panen
dan pengolahan pasca panen yang sesuai.
Dengan
terjadinya perubahan iklim yang ekstrim kering atau basah maka
perencanaan tanam perlu dilakukan dengan baik dengan memperhatikan perkiraan
iklim yang terjadi berdasarkan data yang diperoleh dari tanda-tanda yang ada,
maupun data dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Serta memperhatikan waktu tanam dan umur
tanaman padi sehingga dapat diperkirakan waktu panen tanaman pangan tiba dan
pelaksanaan yang benar-benar tepat, baik tepat waktu, tepat pelaksanaan
dan tepat perlakuan. Bila hal ini dilakukan mudah-mudahan hasil panen yang
diperoleh petani sesuai dengan harapan bersama, yang akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan petani.
Pemanenan
merupakan tahap awal yang sangat penting dari seluruh rangkaian kegiatan
penangan pasca panen tanaman pangan, karena tidak hanya berpengaruh terhadap
kuantitas hasil panen melain juga berpengaruh terhadap kualitasnya.
Dalam
mengantisipasi dan adaptasi perubahan iklim perlu dilakukan pengolahan dan
pemasaran tanaman pangan yang tepat, misalnya jagung karena pengaruh iklim yang
terjadi maka tanaman jagung segera dipanen dengan melakukan penjualan jagung
rebus, karena bila dibiarkan sampai kering di tongkol maka pengeringan tidak
bagus akibat hujan yang terus menerus. Dengan dijual sebagai jagung muda, maka
hasilnya akan lebih baik dan kualitasnya lebih tingi dan para pembeli merasa
puas dengan keadaan itu.
Contoh
lain misalnya musim kemarau yang panjang maka pemanenan padi dapat dilakukan
maksimal sehingga proses pengeringan gabah dapat dilakukan dengan sempurna.
6.
Penutup
Terjadinya pemanasan global telah
menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (el-nino dan la-nina)
dan ketidakteraturan musim. Dampak fenomena atau perubahan iklim yang ekstrim seperti
la-nina dan
el-nino, serta keanekaragaman stadia tanaman di ekosistem pertanian khususnya tanaman padi sawah, kerap kali menjadi kendala
dalam peningkatan produksi. Diperlukan upaya antisipasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi agar tetap terlaksananya sistem budidaya pertanian
tanaman pangan dengan baik. Peran petugas POPT-PHP dipandang cukup penting dan
strategis guna melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap peningkatan
kehilangan produksi akibat serangan OPT, akibat pengaruh perubahan iklim.
Tugas pokok petugas POPT-PHP adalah
merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi,
membimbing, melaporkan, mengamati, menganalisis, meramalkan dan mengendalikan
OPT. Peningkatan profesionalisme tenaga POPT-PHP dapat diarahkan pada dua aspek
yaitu ; peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas pokok serta fungsi POPT-PHP yang berhubungan langsung
dengan situasi serangan OPT sebagai akibat dari perubahan iklim. Dan
Peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan kepada
petani, tentang pentingnya upaya pencegahan dampak buruk perubahan iklim
terhadap proses usaha tani.
Daftar
Pustaka
Agri Penyuluh.9
Mei 2011. Membangun "Sinergi"
Antara PPL & POPT-PHP.Artikel Online (www.sinartani.com)
id.shvoong.com/social-sciences/sociology.Mei.2011.Pengertian Profesionalitas
Pegawai.Artikel Online.http:// id.shvoong.com
Mosip,Erinus.2009.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Serta Strategi Antisipasi dan Adaptasi Dalam
Upaya Meningkatkan Produksi Pertanian.
Makalah Ilmiah.Program Studi Agroteknologi.Fak.Pertanian Univ.Jember. Jawa Timur.
Permentan.No.73/OT.140/12/2007.
Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas
(THL) Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama dan
Penyakit (POPT-PHP).Kementan RI. Jakarta
Saragih,
Ibrahim. Dr. 14 April 2011. Antisipasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Untuk Tanaman Pangan. Artikel Online (http://diperta.jabarprov.go.id.).
Wiyono, Suryo.
Dr. M.Sc.Agr. Ir. 29/Jan/2009. Perubahan
Iklim Pemicu Ledakan dan Penyakit Tanaman.Makalah/Laporan Hasil Verifikasi
Lapangan.Dept.Proteksi Tanaman Faperta IPB.Bogor.
0 Response to "Peningkatan Profesionalisme POPT- PHP Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim"
Post a Comment