Tanah Airku

SUKSES BERUSAHA BELUT, karena BRI

Di desa Sriwedari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, tinggal seorang wanita berusia 42 tahun, yang ulet dan gigih dalam berusahaani. Jenis usahataninya berbeda dengan umumnya usahatani yang dikelola oleh seorang wanita yaitu usahatani “belut”! Memang bukan bididaya belut yang digelutinya, tetapi pengolahan belut menjadi keripik belut. Kalau berbicara pengolahan, tentunya ada hubungannya dengan pekerjaan wanita.

Wanita pengusaha olahan belut ini  dipanggil ibu Rumini Rahmat. Rahmat adalah nama suaminya Ibu beranak dua ini, mulai berusaha belut sejak tahun 1979. sebagai faktor penggeraknya adalah karena keadaan ekonomi. Waktu itu usianya masih remaja, ditinggal oleh ibu kandungnya yang mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjual es dawet. Ia mempunyai 7 orang adik yang sangat membutuhkan biaya sekolah.

Karena melihat 7 orang adik-adiknya itulah, dia mulai berfikir dan harus memilih usaha apa yang dapat dilakukan. Akhirnya usaha pengolahan belutlah yang ia pilih, melihat banyak petani yang memelihara belut, selain ia juga senang memasak. Dicobanya berkali-kali pembuatan keripik belut ini, sampai akhirnya dia mempunyai resep khusus.


Modal dari BRI

Modal pertamanya, ia memberanikan diri meminjam dari BRI sejumlah Rp. 300.000,-. Uang tersebut dibelikan belut dan peralatan-peralatan yang diperlukan. Mulailah dia berusaha dengan membuat keripik mulai dari 10 kg belut per hari. Semakin lama semakin bertambah jumlah belutnya dan sekarang setiap hari dia memerlukan 2 kwintal belut.

Belutnya pun bukan lagi berasal dari petani sekitar, tapi diperoleh dari petani Demak, Semarang, Boyolali, Lumajang, Bojonegoro, Kutoarjo, Kebumen, dan Purworejo. Pemasarannya dimulai dari menitipkan keripik belut tersebut pada  warung-warung sekitar Candi Borobudur dan ke pasar. Tapi sekarang, sudah banyak terdapat di toko yang menjual oleh-oleh, dan banyak orang dari luar kota yang datang kerumahnya untuk membeli keripik belutnya.

Untuk dipasarkan di kotanya.  Bu Rumini tidak fanatik dengan “merk”. Ia menjual dengan merk “Dwi Jaya”, nama salah seorang anaknya. Tapi iapun tidak mempermasalahkan orang yang membeli keripik belutnya menjual dengan merk lain. Yang penting katanya keripik belutnya dibeli dengan kontan. Dan memang akhirnya keripik belut dijual di toko-toko di kota lain dengan merk lain

Rasa keripik belutnya memang enak, karena belut yang digunakan adalah belut yang masih kecil yang dalam satu kilogram berisi sekitar 80 ekor belut .   Bau amisnya pun tidak terasa.
Cara membuatnya belut yang masih hidup dimatikan dengan menggunakan abu (bekas pembakaran) lalu dibersihkan, diberi bumbu dan digoreng.

Bagaimana cara tepatnya membuat keripik tersebut  tentunya menjadi rahasia perusahaan!
Tapi bu Rumini akan memberitahukan kalau ada yang mengikuti pelatihan ditempatnya. Biaya pelatihannya Rp. 15.000.000,- jangan salah 15 juta rupiah ! Katanya sudah ada beberapa orang yang berminat. Katanya pula, untungnya lumayan, keuntungan bersih satu hari tidak kurang dari Rp. 500.000,-. Itulah sebabnya  biaya training tidak boleh kurang   dari 15 juta rupiah.

Pengalaman berusaha ibu Rumini  ini bisa menjadi contoh. Dengan semangat tinggi dan ulet, walaupun tidak ada modal ia dapat sukses dalam usahnya. Semula semuanya dikerjakan sendiri. Tetapi sekarang sudah mempunyai 13 orang tenaga kerja. Dan bila dihitung produk usaha yang ada (termasuk stok di gudang), bernilai tidak kurang 100 juta rupiah. Yang jelas menurut bu Rumini, ia akan meminjam uang di bank lagi dalam rangka pengembangan usahanya, tapi tidak mau ke bank lain, tetapi tetap setia kepada BRI. Karena berkat BRI usahanya bisa seperti sekarang. Kesuksesan ini sebenarnya tidak disangkanya, karena niat semula adalah hanya  untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Ia sendiri yang tidak sampai lulus SD tidak jadi masalah baginya.

Sekarang semuanya sudah diperoleh, dapat membeli beberapa bidang tanah. Hanya  ada satu keinginannya yang belum terwujud, yaitu pergi menunaikan ibadah haji.

Menurut Ibu Rumini yang penting untuk menjadi pengusaha, selain ulet adalah jujur dan percaya pada Allah Swt. Dengan keberhasilan dalam usahataninya, tugasnya kedepan adalah memotivasi ibu-ibu dan bapak-bapak disekitarnya, agar mau berusahatani dengan ulet. Pekerjaan ini memang tidak hanya menguntungkan bagi orang lain, tetapi pahala yang besar menanti untuk bekal hidup. semoga.

(Farida Salim)
Agrohumaniora 
  


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SUKSES BERUSAHA BELUT, karena BRI"

Post a Comment