Tanah Airku

Pengertian Dasar Ilmu Surveying dan Perpetaan Bidang Pertanian

  Definisi, lingkup, dan jenis surveying

Surveying didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk menentukan posisi titik-titik diatas, pada, atau di bawah permukaan bumi; atau sebaliknya, yaitu memasang titik-titik tersebut di lapangan. Metode pelaksanaan di darat (survai terestris) paling sering dilakukan, tetapi metode survai di udara (aerial surveying) dan survai dengan satelit (satellite surveying) juga umum digunakan.


Surveying dapat dibagi dalam: (a) Geodetic surveying, disini memperhitungkan adanya kelengkungan bumi, sehingga dibutuhkan pengetahuan ilmu ukur sferis (spherical geometry) untuk perhitungannya; dan (b) Plane surveying, disini tidak memperhitungkan adanya kelengkungan bumi, sehingga semua hasil ukuran akan digambarkan pada bidang datar berdasarkan rumusan ilmu ukur bidang datar. Plane surveying inilah yang dikenal sebagai ilmu ukur tanah, dan geodetic surveying sebagai ilmu geodesi.

Di dalam Ilmu ukur tanah jarak-jarak yang diukur dianggap sebagai garis lurus dan sudut antara dua garis dianggap terletak pada bidang datar. Ilmu ukur tanah digunakan hanya untuk daerah yang relatif sempit yaitu kurang dari 260 km2, karena perbedaan jarak lurus dan lengkung di permukaan bumi sejauh 18,2 km hanya sekitar 0,10 meter (Agor, 1982). Dengan demikian untuk bidang enjiniring yang biasanya dibutuhkan peta-peta skala besar dan cakupan wilayahnya relatif sempit, lebih tepat menggunakan rumusan ilmu ukur tanah ini.

Hasil pengukuran dewasa ini digunakan untuk: (a) memetakan bumi diatas dan dibawah permukaan laut; (b) menyiapkan peta navigasi untuk penggunaan di udara, darat dan di laut; (c) penentuan batas-batas pemilikan tanah; (d) pengembangan bank data informasi geografi; (e) penentuan ukuran, bentuk, gravitasi, medan magnit bumi, dan (f) menyiapkan peta-peta bulan dan planet.

Surveying atau metode surveying sering digunakan dan sangat membantu di bidang geografi, geologi, astronomi, pertanian, kehutanan, archeologi, arsitektur dan teknik sipil. Di bidang teknik sipil, surveying memainkan peranan penting selama dan sesudah tahap perencanaan, dan pada tahap pelaksanaan konstruksi dalam berbagai proyek jalan raya, jalan rel, gedung, perumahan, jembatan, terowongan, irigasi, bendungan, pekerjaan pipa, dll.

 

Jenis survai

Ada beberapa jenis survai yang masing-masing jenis mempunyai kekhususan tersendiri terutama dalam hal maksud dan tujuannya. Dari tujuan survai akan dapat ditentukan mengenai metode pelaksanaan, ketelitian atau toleransi yang diperbolehkan, dan jenis alat yang akan digunakan.

Jenis survai ini antara lain: (a) 'control survey' yaitu penentuan titik kontrol horisontal dan vertikal yang berguna sebagai kerangka acuan untuk pengukuran lain; (b) 'property survey' atau 'cadastral survey' yaitu pengukuran batas pemilikan dan luas persil tanah; (c) 'topographic survey' yaitu survai untuk pembuatan peta yang menggambarkan kenampakan alamiah dan buatan serta 4ketinggian tanahnya; (d) 'construction survey' atau 'engineering survey' yaitu menetapkan titik-titik dan elevasi untuk bangunan; (e) 'route survey' yaitu survai untuk proyek jalan raya, jalan rel, jalur pipa, jalur listrik, saluran, dll.; (f) 'hydrographic survey' yaitu pembuatan peta garis pantai dan kedalaman danau, sungai, waduk, dan massa air lainnya; (g) 'photogrammetric surveying' yaitu pengukuran melalui media foto atau citra yang direkam oleh kamera atau sensor lainnya dari pesawat udara atau satelit.

 

Arti dan jenis peta

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada bidang datar yang digambarkan dengan sistem proyeksi dan skala tertentu. Sistem proyeksi ini diperlukan karena permukaan bumi berbentuk lengkung, sedangkan permukaan peta merupakan bidang datar. Dengan demikian setiap peta sebenarnya mengandung distorsi.

Bidang proyeksi yang digunakan dalam proyeksi peta adalah bidang-bidang yang bisa didatarkan yaitu kerucut, silinder dan bidang datar. Ilmu ukur tanah menganggap bahwa bidang permukaan bumi berbentuk datar, kerena itu bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar dan dengan sistem (garis proyeksi saling sejajar), dan posisi titik-titik digambarkan dengan sistem koordinat tegaklurus ().

Skala selalu dicantumkan didalam peta dan merupakan informasi yang sangat penting guna mengetahui gambaran sebenarnya dilapangan. Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dan jarak di lapangan, dan cara penulisannnya dapat dengan cara menuliskan perbandingan angka yang disebut skala angka (numerical scale), atau dengan cara grafik yang disebut skala grafik (graphical scale). Skala angka dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: (a) 'Engineer's scale' yaitu pernyataan 1 cm di peta menggambarkan berapa meter di lapangan, misalnya: 1 cm = 10 m; (b) 'Fraction scale' yang menyatakan perbandingan jarak di peta dan di lapangan dalam satuan yang sama, misalnya: 1:500, 1:1.000.

Peta bisa dibagi dalam dua bagian umum yaitu peta planimetri dan peta topografi. Peta planimetri menggambarkan kenampakan alami dan buatan seperti sungai , danau, batas-batas, sawah, jalan, pemukiman, dll. Sedangkan peta topografi selain menggambarkan kenampakan alami dan buatan manusia, juga menggambarkan keadaan relief atau tinggi-rendah permukaan tanah. (Anderson, 1985).

Peta yang menyangkut daerah luas seperti negara dan menggambarkan kota, sungai, danau, dan batas administrasi pemerintahan disebut peta geografi. Selain itu ada lagi jenis peta yang menggambarkan obyek-obyek tertentu atau dengan kata lain mempunyai tema tertentu seperti peta irigasi yang menggambarkan jaringan irigasi yang ada, peta pariwisata yang menggambarkan obyek-obyek wisata yang ada. Peta jenis ini yang merupakan peta dengan tema khusus disebut peta tematik.

Peta dapat digolongkan pula dalam: (a) peta garis ('line-drawn map') yaitu peta yang digambarkan dengan simbol garis, dan (b) peta foto ('pictorial map') yaitu peta yang dihasilkan dari foto udara atau foto satelit.

Bila ditinjau dari jenis survainya, peta dapat dikelompokkan dalam: (a) peta topografi, (b) peta kadaster, (c) peta enjiniring, (d) foto udara. Peta kadaster adalah peta planimetri yang terutama menggambarkan batas-batas pemilikan lahan, batas-batas pemerintahan dan kenampakan penting lainnya seperti: jalan, sungai, dan lain-lain, dan biasanya digambar dengan skala besar. Peta enjiniring merupakan peta kerja yang dipersiapkan untuk proyek enjiniring yang biasa digunakan pada tahap perencanaan, disain, ataupun pada tahap konstruksi. Peta enjiniring biasa digambar dengan skala besar, ketelitian tinggi, garis kontur dan menggambarkan batas-batas pemilikan tanah dan obyek atau kenampakan yang penting.

 

Sumber : MK.Dasar Pemetaan Jurusan Teknik Sipil FTSP-USAKTI

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Pengertian Dasar Ilmu Surveying dan Perpetaan Bidang Pertanian "

Post a Comment