Tanah Airku

SEKILAS TENTANG Conpetency Based Training (CBT). PELATIHAN BERDASARKAN KOMPETENSI KERJA

Dalam tradisi human resource development, nilai-nilai kompetensi seorang pegawai dapat di pupuk melalui program-program pendidikan, pengembangan atau pelatihan. Pelatihan merupakan suatu proses belajar yang dirancang untuk mengubah konpetensi kerja seseorang sehingga ia dapat berprestasi lebih baik dalam jabatannya. Program pelatihan merupakan sebuah cara terpadu yang diorientasikan pada tuntutan kerja terkini, dengan penekanan pada pengembangan skill, knowledge dan ability. Upaya memupuk konpetensi seorang pengawai atau pekerja dapat dilakukan melalui penciptaan sebuah sistem yang mengintergrasikan antara kebutuhan individu dengan program pelatihan. Sistem tersebut dikenal sebagai Conpetency Based Training (CBT).

Bilamana seseorang memerlukan pelatihan ?
Ada tiga keadaan seseorang memerlukan pelatihan. Pertama, bila dia tidak dapat mengerjakan pekerjaan atau tugasnya sehari-hari dengan baik, baik seluruhnya maupun sebagian. Kedua, bila dia mendapat tambahan tugas baru yang sebagian atau seluruhnya sama sekali asing baginya. Ketiga, bila dia ditempatkan dalam jabatan baru yang memerlukan pengetahuan, sikap dan keadaan keterampilan yang baru.

Apa itu pelatihan berdasarkan kompetensi kerja ?
Pelatihan berdasarkan kompetensi kerja atau Conpetency Based Training (CBT) adalah pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi kerja yang dimiliki seseorang pejabat atau petugas agar memiliki standar kompetensi kerja seperti yang dituntut oleh jabatannya atau pekerjaannya.

Seseorang dapat dikatagorikan sebagai pribadi yang “kompeten” jika ia memiliki kemampuan untuk menangani suatu tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kmpetensi dir haruslah dapat didemonstrasikan secara individual berdasarkan kriteria pencapaian ideal level of performance. Adanya kesesuaian antara demonstrasi konpetensi dan ideal level of performance merupakan acuan dasar untuk dapat mengatakan bahwa sosok pribadi tertentu telah memiliki kompetensi.

Menurut Michael D Tovey (1997), konsep kompetensi setidaknya meliputi tiga hal yaitu :
1. Sebuah kerangka acuan dasar dimana kompetensi dikontruksikan melibatkan pengukuran standar yang diakui dan relevan. Hal ini mengindikasikan terjadinya kesepadanan antara kemampuan individu dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh users.
2. Sebuah kompetensi tak hanya sekedar dapat ditunjukan kepada pihak lain, namun juga harus dapat dibuktikan dalam menjalankan fungsi-fungsi kerja.
3. Kompetensi merupakan sebuah nilai yang merujuk pada satisfactory performance of individual.

Dengan demikian, kompetensi bukanlah sebuah lembaga yang memberikan sertifikat sebagaimana sekolah memberikan ijazah pada lulusan tanpa tahu bagaimana ijazah tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kompetensi memiliki kaitan erat dengan kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang mrefleksikan adanya persyaratan-persyaratan tertentu.

A. Perencanaan, meliputi : tahap 1, melakukan analisis jabatan yaitu kegiatan untuk mengidentifikasi diskrepansi kompetensi kerja (DKK); tahap 2, dari hasil diskrepansi kompetensi kerja yang didapat, selanjutnya kita menetapkan pelatihan bagi DKK yang dapat diselesaikan dengan suatu pelatihan atau dapat pula dengan usaha lain, tahap 3, bila penyelesaian DKK dengan pelatihan kemudian kita merumuskan tujuan dan rencana evaluasi diklat, tahap 4, selanjutnya kita merancang kegiatan belajar diklat.

B. Pelaksanaan, adalah tahap 5, yaitu pelaksanaan diklat

C. Bimbingan lanjutan dan evaluasi lapangan tahap 6, yaitu melaksanakan kegiatan bimbingan lanjutan dan evaluasi lapangan diklat. Hasil dari kegiatan tahap ini merupakan tahap umpan balik (evaluasi diklat) pada tahap 2, menetapkan pelatihan yang akan datang, juga tahap umpan balik bagi pelaksanaan tahap 1, analisis jabatan (evaluasi lapangan), dalam menjaring DKK dan demikian seterusnya. Dan diharapkan sistem dan prosedur model pengembangan program diklat CBT tidak terputus.

Melalui progarm CBT, efektivitas sebuah pelatihan akan benar-benar teruji. Pengelola organisasi akan dapat mengukur efektivitas tersebut karena CBT mensyaratkan penyelenggaraan pelatihan bisa memastikan bahwa penyampaian materi pelatihan, proses-proses penilaian peserta dan pelatihan (assessment processes) serta sertifikasi atas hasil pelatihan itu sendiri diatur oleh lembaga yang memiliki otoritas atau diatur oleh suatu peraturan tertentu. Sistem yang demikian ini dimaksudkan agar ada kepastian bahwa pelatihan yang diadakan memang memiliki makna signifikan terhadap peningkatan kompetensi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEKILAS TENTANG Conpetency Based Training (CBT). PELATIHAN BERDASARKAN KOMPETENSI KERJA"

Post a Comment