Tanah Airku

USAHA “AYAM BURAS”

Agribisnis merupakan suatu kesatuan usaha di bidang pertanian yang harus dapat mewarnai kehidupan pedesaan dengan kemampuan tawar yang menghasilkan produk bahan baku pangan  berkualitas secara kontinyu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa unit agribisnis bukan merupakan suatu unit pemilihan, akan tetapi merupakan unit dalam satu kesatuan sistem. Secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas mulai dari pengadaan dan pengeluaran sarana produksi sampai pada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh suatu usahatani atau usaha agroindustri yang saling terkait satu sama lain.


Agribisnis adalah kegiatan usaha pertanian yang berkarakter/berwatak bisnis. Pelakunya secara konsisten berupaya untuk dapat meraih nilai tambah komersial dan finansial yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam mengusahakan pemanfaatan proses biologik dari tumbuh-tumbuhan dan ternak untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang dibutuhkan masyarakat/pasar.
Agribisnis merupakan bagian dari kehidupan masyarakat desa. Namun, tidak seperti pertanian tradisional umumnya yang berorientasi sub-sistensi. Agribisnis merupakan bagian integral dari sistem ekonomi nasional yang menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan serta yang menyerap segala sesuatu yang dihasilkan. Sebagai bagian dari sistem perekonomian nasional dan global agribisnis bekerja merujuk pada “aturan main” pasar. Berbeda dengan pertanian tradisional yang sering “dipermainkan” oleh pasar. Agribisnis harus dapat mengambil posisi sebagai “pemain aktif” dari pasar.

Bermain aktif di pasar berarti harus mampu menawarkan produk yang “bersaing” dalam dalam kualitas, harga, pelayanan dan lain-lain. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa bila ingin meraih “nilai tambah”, maka pelaku agribisnis harus menjalankan beberapa “nilai instrumental” dalam melakukan usahanya, yaitu berupa produktivitas, konsistensi, disiplin, lugas, ketepatan (guna, cara, jenis, mutu, jumlah, waktu, tempat dan harga).

Ayam buras merupakan salah satu komoditas ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia sebagai ayam sayur yang pada umumnya dipelihara oleh peternak secara liar.
Sumbangan ayam buras dalam menyediakan telur secara nasional sekitar 15,7 % dan dalam menyediakan daging mecapai 22 %. Populasi ayam buras mencapai lebih dari 250 ekor dengan tingkat perkembangan yang cukup pesat. Adan adanya dukungan pemerintah yang  memfokuskan pada memfokuskan pola pemeliharaan ayam buras secara intensif. Lebih dari itu masyarakat/peternakpun telah mengakui bahwa dengan beternak ayam buras kesejahteraan keluarga mereka lebih meningkat karena adanya tambahan pendapatan yang cukup berarti. Pemeliharaan ayam buras ini secara umum masih dilakukan sebagai usaha sambilan. Namun, tidak sedikit peternak yang sudah mengusahakan ayam buras ini secara komersial, baik dalam jumlah yang cukup banyak maupun pemeliharaan yang sudah internsif. Sebagaimana telah dilakukan oleh  peternak ayam buras di kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Secara teknis pemeliharaan ayam buras di tingkat peternak tidak terlalu menuntut teknologi tinggi, yang penting peternak sanggup melaksanakan intensifikasi pemeliharaan yang baik dalam penanganan dan pengendalian penyakit, serta pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ayam buras tersebut.


Sistem pemeliharaan ayam buras pada masyarakat/peternak umumnya masih bersifat ekstensif tradisional. Ayam buras dipelihara dengan di umbar begitu saja, dan diberi pakan tambahan sekadarnya. Tak heran jika produksi telur per ekor per tahunnya sekitar 70 butir. Apabila telur ditetaskan tingkat perkembangan anaknya pun sangat rendah.
Keunggulan ayam buras bila dibandingkan dengan ayam ras antara lain; (1) Daging ayam buras rasanya jauh lebih lezat bila dibandingkan ayam ras, (2) Telur ayam buras, rasanya juga lebih lezat dan lebih gurih dibandingkan ayam ras. Telur ayam buras walaupun bentuknya lebih kecil, tetapi harganya lebih mahal dibandingkan ayam ras. Telur ayam buras banyak dipakai sebagai campuran pengobatan tradisional, untuk bahan kelengkapan upacara adat dan makanan bagi orang sakit, (3) Ayam buras potong selalu dihidangkan di restoran Padang, restoran Tegal, restoran Yogya, restoran Medan dan hotel-hotel di Indonesia, (4) Mengelola ayam buras jauh lebih mudah dibandingkan ayam ras. Ayam buras dapat dipelihara secara ekstensif, dipelihara secara sambilan, sehingga cocok untuk dipelihara di setiap rumah tangga, (5) Ayam kampung lebih tahan menghadapi berbagai penyakit, (6) Ayam buras bahan pakan pokoknya dapat disederhanakan dengan parutan singkong. Selain itu, dedak padi, ampas tahu/ampas kedelai, ampas kelapa dapat digunakan sebagai bahan pakan pokoknya, (7) Menjual ayam buras akan jauh lebih mudah dibandingkan ayam ras. Jelaslah kiranya bahwa ayam buras kehadirannya di tengah-tengah kehidupan masyarakat akan abadi sepanjang zaman. Seperti halnya di negara-negara lain di Asia, Amerika, Eropah ayam buras di negerinya masing-masing tetap selalu dibutuhkan kehadirannya.

Sebenarnya keadaan ini dapat ditingkatkan menjadi semi internsif dengan memberikan perlakukan pada beberapa aspek pengendalian kesehatan, pemberian pakan, penetasan telur dan lainnya. Ternyata produksi telur dapat mencapai 140 butir per tahun. Apalagi jika pemeliharaan dilakukan secara internsif, usaha ayam buras akan lebih menguntungkan.
Berangkat dari beberapa kelebihan tersebut, usaha ayam buras mempunyai peluang untuk dikembangkan, baik dalam jumlah yang di ternakkan maupun pada kualitas genetiknya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan peternak. Usaha ayam buras yang berorientasi agribisnis sangat mungkin untuk di laksanakan karena menguntungkan. Upaya pengembangan ayam buras dengan internsifikasinya akan lebih terpacu. Dalam penerapan teknologi sapta usaha yang meliputi penyediaan bibit baik dan ditunjang teknologi penetasan, pemberian pakan memenuhi kebutuhan dan kualitasnya, perkandangan yang tepat, pengendalian kesehatan yang baik, penanganan pasca panen dalam rangka peningkatan nilai tambah, serta manajemen pemasaran hasil.

Untuk memilih jenis ayam buras yang diharapkan tinggi produksinya dan mengarahkan pada usaha beternak yang efektif, kemampuan produksi dan reproduksi dari jenis ayam buras yang akan dipelihara perlu diketahui terlebih dahulu. Berbagai jenis ayam buras yang dipelihara secara internsif mempunyai produksi dan reproduksi yang berbeda, seperti yang diuraikan pada tabel berikut ini.




Tabel : Bobot badan beberapa jenis ayam lokal/buras yang dipelihara secara intensif di laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi :
Umur
(minggu)
Jenis ayam lokal/buras (gram/ekor)
Sayur
Kedu Hitam
Kedu Putih
Nunukan
Pelung
4
148
165
140
151
161
8
370
313
404
423
370
12
708
575
739
665
669
16
932
765
950
1010
1165
20
1408
1408
1320
1203
1668
Berdasarkan paparan pada tabel di atas, bobot badan antar jenis ayam lokal/buras menunjukkan variasi yang besar. Bobot badan yang tertinggi berturut-turut adalah ayam pelung, ayam kedu hitam, ayam sayur, ayam kedu putih dan nunukan.

Ayam pelung dapat dijadikan salah satu ayam yang dapat dikembangkan untuk usaha produksi daging (panen maksimal umur 20 minggu).

Tabel : Produksi telur beberapa jenis ayam lokal/buras yang dipelihara secara internsif di Laboratorium Balai Penelitian Ternak, Ciawi.
Uraian
Jenis ayam lokal/buras (gram/ekor)
Sayur
Kedu Hitam
Kedu Putih
Nunukan
Pelung
Umur pertama bertelur (hari)
151
138
170
153
161
Umur 40 % produksi (hari)
184
166
202
186
193
Puncak produksi ( % )
55
75
72
62
44
Produksi telur ( % )
41
59
54
50
32
Produksi terlur (butir/ekor
151
215
197
182
119
Bobot telur (gram/butir
44
45
39
48
41
Konsumsi pakan (gram/ekor/hari)
88
93
82
85
93

Ayam kedu mempunyai potensi yang lebih baik untuk dikembangkan sebagai usaha produksi telur, terutama bagi ayam kedu hitam dibandingkan dengan jenis ayam lokal/buras lainnya. Sedangkan ayam sayur lebih cocok untuk usaha produksi daging dan telur atau dwiguna.

Beberapa informasi tersebut diatas dapat dijadikan patokan dalam menentukan tuuuan usaha agribisnis ayam buras, apakah sebagai usaha produksi daging, produksi telur atau produksi daging dan telur (dwiguna).

Demikian, sumbangan pemikiran dalam menentukan usaha agribisnis ayam buras, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " USAHA “AYAM BURAS”"

Post a Comment