Tanah Airku

Penerapan Standar Prosedur Operesional (SPO) Pisang ( Tahap Pra Panen)

 Pengertian SPO merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk


menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.  Mutu produk buah merupakan bagian integral dari sub sistem produksi buah-buahan yang  tidak dapat dipisahkan.  Sistem perdagangan dewasa ini telah menempatkan  mekanisme standar mutu dan jaminan mutu buah sebagai persyaratan pokok yang wajib dipenuhi oleh seluruh produsen buah, tidak terkecuali untuk buah pisang.

Salah  satu upaya untuk menghasilkan buah pisang sesuai keinginan konsumen dapat dilakunan melalui penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pisang. Standar yang digunakan dalam panduan budidaya buah yang baik dan benar ada tiga kelompok, yaitu ;

1.          Anjuran ( A ) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan.

2.         Sangat dianjurkan ( SA ) yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

3.         Wajib ( W ) yaitu harus dilaksanakan.

Dari standar yang ditetapkan di atas untuk menentukan penilaian atau sertifikasi terhadap usaha tani yang dilakukan di kebun petani dikelompokan menjadi  produk ;

1.   Prima Satu (P-1) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, bermutu baik serta cara produksinya ramah terhadap lingkungan. Untuk mendapatkan sertifikasi P-1 harus sudah melakukan 90% seluruh kegiatan sangat dianjurkan SA dan 60 % dari seluruh kegiatan Anjuran.

2.    Prima Dua (P-2) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan bermutu baik.  Untuk mendapatkan sertifikasi P-2 harus sudah melakukan 70%  seluruh kegiatan sangat dianjurkan SA dan 40 % dari  kegiatan Anjuran.

3.    Prima Dua (P-3) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.  Untuk mendapatkan sertifikasi P-3 harus sudah melakukan 60% seluruh kegiatan sangat dianjurkan SA dan 20 % dari  kegiatan Anjuran.

Untuk mendapatkan sertifikasi Prima Satu (P-1), Prima Dua (P-2) dan Prima Tiga (P-3) kegiatan yang bersifat wajib harus dilakukan.

 

Tahapan Penerapan Teknologi  Standar Prosedur Operesional (SPO) Pisang

 

1. Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang menjamin agar usaha produksi pisang dapat dioptimalkan dan mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menhasilkan buah sesuai dengan mutu yang ditetapkan.

Prosedur Pelaksanaan,

1.       Menghubungi stasiun meteorology terdekat untuk mendapatkan data iklim terdekat.

2.      Mengukur  pH tanah.

 

 

2.  Penyediaan Benih

Penyediaan benih adalah  menyediakan benih yang produksi dan kualitasnya tinggi, terjamin kemurnian (jenis, varietas) dan memiliki prospek pasar yang jelas peluangnya di masa depan, sehat/bebas dari hama penyakit.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.            Perbanyakan benih pisang dari anakan

2.            Perbanyakan benih pisang dari bonggol

3.            Benih Kultur Jaringan

 

3.  Penyiapan Lahan

a.  Pembersihan lahan

Penyiapan lahan adalah membersihkan lahan dari benda-benda yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.    Membersihkan lahan yang mengganggu sistem perakaran tanaman maupun menghambat penyerapan unsur makanan

2.    Buang kotoran-kotoran, daun-daun dan ranting bekas pangkasan yang dapat menjadi sumber penularan hama dan penyakit.

3.    Bongkar dan bakar tanaman yang sakit.

4.    Gunakan alat parang atau alat lainnya yang bersih (dicelup dengan menggunakan sabun Lysol/bayklin setelah digunakan untuk memotong atau membersihkan tanaman yang sakit)

5.    Penyiapan saluran air atau parit kebun yang bebas dari rumput, sampah dedaunan serta kayu yang menyumbat (untuk lokasi yang system grainasenya kurang baik)

6.    Aflikasi herbisida dilakukan untuk lahan yang luas dan berdasarkan pedoman penggunaan herbisida yang diijinkan.

b.  Pengajiran

Pengajiran adalah membuat jarak tanaman hingga diperoleh populasi tanaman sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.         Tentukan arah lereng dan terbit matahari

2.         Membuat arah barisan sejajar terbit matahari atau memotong lereng, dengan jarak 3 – 4 m

3.         Membuat tanda dalam barisan dengan jarak 2 – 2,5 m

c.  Pembuatan lubang tanaman

Pembuatan lubang tanaman adalah suatu upaya menyiapkan lingkungan tumbuh tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.    Lubang dibuat dengan ukuran ;  Panjang 50 – 60cm,  Lebar 50 – 60 cm, Dalam 50 – 60 cm.

2.    Pada saat pelubangan pisahkan tanah lapisan atas (arah timur/kiri) dan tanah lapisan bawah (arah barat/kanan).

3.    Isi lubang dengan pupuk kandang hingga ½ kedalaman lubang. Pupuk kandang telah dicampur dengan trikoderma sebanyak 100 gr.

4.    Lubang tanam biarkan terbuka selama 2 minggu.

d.  Penutupan lubang Tanam

Penutupan lubang tanam adalah menutup lubang tanam sehingga tanaman dapat tumbuh normal.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.         Pada penutupan lubang tanaman bila tanah masam berikan 10 Kg pupuk kandang yang telah dicampur dengan 50 gr Trikoderma sp, dan 375 gr kapur dolomite (kalau Ph kurang dari 3,5)

2.         Pupuk kandang/kompos tersebut sebagian dimasukan kedalam lubang tanam dan sebagian dicampurkan dengan tanah bagian atas (top soil).

3.         Dalam penutupan lubang tanam, tanah bagian atas (top soil dimasukan terlebih dahulu baru disusul tanah bagian bawah (sub soil).

4.         Penutupan lubang tanam dilakukan setelah 2 minggu lubang tanam dibiarkan terbuka.

 

4. Penanaman

Penanaman adalah meletakan benih (bibit) pada lubang tanam yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.        Semua peralatan untuk penanaman dicuci dengan Lysol/bayclin.

2.        Sebelum dilakukan penanaman, lubang tanam (yang sudah ditutup/ditimbun) dilubangi kembali seukuran dengan bonggol benih (bibit).

3.        Jarak tanam untuk dataran rendah 4 X 4 meter, dararan tinggi 4 X 2,5 meter.

4.        Benih (bibit)  dikeluarkan dari polybag, namun sebelum ditanam benih dicelupkan ke dalam suspensi/campuran agens hayati Pf (Pseudomonas Fluorescens) dengan air (perbandingan 1  : 10) selama 15 menit.

5.        Benih ditanam sampai sebatas 5 – 10 cm diatas pangkal batang.

6.        Lubang ditutup kembali dengan tanah galian.

7.        Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

8.        Jika sarana irigasi tersedia penanaman dapat dilakukan kapan saja disesuaikan dengan kebun pasar.

9.        Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan disimpan.

 

5.  Pemupukan

Pemupukan adalah Memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman dan perakaran bisa berkembang lebih baik.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.         Semua peralatan dicuci dengan bersih sebelum digunakan.

2.         Pupuk dasar (pupuk kandang) diberikan 10 kg perumpun setiap 6 bulan sekali.

3.         Pemupukan I dan IV dilakukan 3 dan 9 bulan sebanyak 100 gr dan SP 36 sebanyak 50 gr.

4.         Pemupukan II dan III dilakukan 3 dan 6 bulan setelah pemupukan pertama dengan memberikan urea dan KCL masing-masing sebanyak 100 gr.

5.         Pemupukan selanjutnya berikan pupuk sesuai dengan dosis seperti pola diatas

6.         Pupuk diberikan melingkar dengan kedalaman 10 -15 dan jarak 50 – 60 cm dari pangkal rumpun yang dilanjutkan dengan penutupan pupuk dengan tanah, jerami atau daun kering.

 

6.  Pengairan

Pengairan adalah  pengatur ketersediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.    Air yang digunakan untuk penyiraman harus berkualitas baik, tidak tercemar zat bahaya dan limbah pabrik serta bibit penyakit.

2.    Pengairan lahan harus dilakukan paling lambat 3 – 4 hari setelah tanam jika tanam pada saat tidak turun hujan.

3.    Penyiraman dilakukan dengan disiram dari atas anakan yang masih muda secara perlahan dan mengenai semua daun pisang, kecuali hujan.

4.    Pada anakan yang baru di tanam dan saat keluarnya bunga, kebutuhan air antara 50 – 90 liter, sedangkan untuk tanaman yang berubah membutuhkan ± 200 liter per minggu.

 7. Pemotongan Jantung Pisang

Pemotongan jantung pisang adalah memotong jantung pisang (ontong) setelah sisir terakhir keluar

Prosedur Pelaksanaan ;

1.             Semua peralatan dicuci dengan Lysol/bayclin sebelum digunakan.

2.            Pemotongan ontong dilakukan bila buah terakhir yang normal sudah melengkung ke atas atau 10 -15 cm dari sisir terakhir.

3.            Pemotongan dengan menggunakan pisau dari arah kanan pada 10 – 15 cm dari sisir terakhir normal.

 

8. Pemberongsongan

Pemberongsongan adalah  membungkus buah sehingga diperoleh buah dengan permukaan kulit buah mulus.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.         Pembrongsongan dilakukan pada saat seludung pisang pertama belum membuka dan jantung pisang (ontong) sudah mulai menunduk.

2.         Pemberongsongan dilakukan dengan menggunakan plastic berwarna biru (polyethylene), dengan mengusahakan agar seludung atas tidak masuk kedalam plastic srongsong.

3.         Secara berkala dilakukan pemeriksaan untuk mencegah tersangkutnya seludung yang sudah terlepas agar tidak membusuk pada tandan buah.

 

9. Penyanggahan

Definisi, Menyanggah pohon pisang agar tidak roboh karena beratnya buah.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.            Penyanggahan dilakukan dengan menggunakan bambu.

2.            Penyanggahan bamboo dipasang searah dengan posisi tandan buah diikat pada batang pohon.

 

10.  Pengendalian Hama Penyakit Terpadu

Pengendalian hama penyakit terpadu adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh OPT (hama, pathogen, dan gulma) dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan.

Prosedur Pelaksanaan ;

1.            Lakukan pengamatan  OPT secara berkala (seminggu sekali) terhadap OPT utama.

2.            Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya.

3.            Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan.

 

11.  Pengaturan Jumlah Daun

Pengaturan jumlah daun adalah memotong daun untuk menjaga ukuran dan penampakan buah

Prosedur Pelaksanaan ;

1.         Alat pemotong daun perlu direndam dengan bayclin.

2.         Pemotongan dilakukan dengan meninggalkan 6 – 8 helai daun.

3.         Pilih daun yang telah tua atau menguning lalu potong dengan membentuk 450 dan potong bagian batang yang menjuntai sehingga batang tampak bersih.

4.         Kumpulkan daun yang dipotong pada tempat yang telah ditentukan, untuk daun yang terserang penyakit pisahkan ditempat lain untuk dibakar.

5.         Jaga kebersihan kebun.

By.Admin

Sumber pustaka : Direktorat Jenderal Hotikultura Departemen Pertanian

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penerapan Standar Prosedur Operesional (SPO) Pisang ( Tahap Pra Panen) "

Post a Comment