Tanah Airku

STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI PADA PENGEMBANGAN WISATA PAPANDAYAN (DESA SARINAGEN KECAMATAN CIPONGKOR KABUPATEN BANDUNG BARAT)

 

Kemiskinan merupakan isu strategis dalam pembangunan Kabupaten Bandung Barat, dengan tingkat


kemiskinan mencapai 10,49% pada tahun 2024. Kecamatan Cipongkor, termasuk Desa Sarinagen, tercatat sebagai salah satu wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTESN) Kementerian Sosial. Kondisi tersebut menuntut adanya model intervensi pembangunan yang mampu meningkatkan kapasitas, pendapatan, dan kemandirian ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

 Di sisi lain, Desa Sarinagen memiliki potensi wisata yang signifikan, khususnya Wisata Papalidan Wahangan Cilanang, yang menawarkan aktivitas river tubing dan panorama alam pedesaan. Namun, pemanfaatan potensi ini belum optimal akibat rendahnya pemahaman masyarakat terhadap potensi lokal, terbatasnya inovasi pengelolaan, dan minimnya dukungan sarana, prasarana, serta kapasitas sumber daya manusia.

 Berdasarkan kondisi tersebut, disusunlah Aksi Perubahan dengan judul:

“Strategi Pengentasan Kemiskinan melalui Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi pada Pengembangan Wisata PAPANDAYAN (Papalidan Desa Wisata Pemberdayaan) di Desa Sarinagen Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.”

Aksi perubahan ini diinisiasi oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat bekerja sama dengan Pemerintah Desa Sarinagen, perangkat desa, pelaku UMKM, komunitas wisata, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Program ini bertujuan untuk:

  1. memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengelola potensi wisata lokal,
  2. menciptakan peluang usaha produktif berbasis potensi desa,
  3. mengurangi ketergantungan terhadap bantuan sosial,
  4. membangun kelembagaan masyarakat melalui Forum PAPANDAYAN,
  5. meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi keluarga secara berkelanjutan.

Melalui analisis masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan Fishbone, ditetapkan bahwa permasalahan utama yang harus segera ditangani adalah:

 

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap potensi desa yang dimiliki.

1)     Untuk menjawab masalah tersebut, Aksi Perubahan dirancang melalui tahapan jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada tahap jangka pendek (60 hari), seluruh output kunci telah mencapai 100%, meliputi:

1.     konsultasi dengan mentor dan coach,

2.     pembentukan Tim Efektif,

3.     penyusunan panduan kerja sama desa,

4.     sosialisasi program tingkat kabupaten,

5.     pembentukan Forum PAPANDAYAN,

6.     validasi data potensi desa, serta

7.     implementasi edukasi wisata kuliner sebagai langkah awal pemberdayaan.

 Tahap jangka menengah dan panjang direncanakan mencakup implementasi edukasi wisata kerajinan dan homestay, penguatan kelembagaan, peningkatan kompetensi, serta replikasi program ke wilayah lain.

 Aksi Perubahan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan sosial ekonomi yang efektif, terukur, dan adaptif dalam mengentaskan kemiskinan berbasis potensi lokal. Selain itu, program ini diproyeksikan mampu mendorong tumbuhnya ekonomi desa, meningkatkan daya saing sektor wisata, memperkuat jejaring kemitraan, serta menjadi fondasi bagi pencapaian desa mandiri dan sejahtera di Kabupaten Bandung Barat./**

Penulis : 

H. A. BUNYAMIN, M.Ag

KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL

DINAS SOSIAL KABUPATEN BANDUNG BARAT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI PADA PENGEMBANGAN WISATA PAPANDAYAN (DESA SARINAGEN KECAMATAN CIPONGKOR KABUPATEN BANDUNG BARAT)"

Post a Comment